Selasa, 28 April 2009

peran perekonomian dua sektor dalam perdagangan internasional

PERANAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR

DALAM MEMPENGARUHI PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Oleh Dian Herlambang Putra

Rumah Tangga (C)

Rumah tangga merupakan salah satu pelaku ekonomi dalam perekonomian dua sektor selain perusahaan. dalam perekonomian dua sektor. Peran rumah tangga dalam mempengaruhi pendapatan nasional adalah dengan konsumsi (C) maupun tabungan (S).

Dalam makro ekonomi besarnya konsumsi yang dilakukan oleh sektor rumah tangga ditentukan oleh besarnya konsumsi otonomnya. Semakin besar konsumsi otonom dalam perekonomian akan memperbesar konsumsi rumah tangga. Dari adanya konsumsi yang berlebihan di mana suatu negara tidak dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan sektor rumah tangga, suatu negara tersebut melakukan impor. Dari hal tersebut, maka konsumsi rumah tangga akan mempengaruhi terlaksananya perdagangan internasional di mana sektor impor yang berperan.

Selain itu, perdagangan internasional juga dapat terjadi karena adanya tabungan. Kecenderungan rumah tangga untuk berkonsumsi turun akan mengakibatkan kecenderungan untuk menabung naik. Jika tabungan yang disetorkan oleh rumah tangga meningkat, maka secara tidak langsung akan mengakibatkan kenaikan akumulasi kapital dari suatu negara. Akumulasi kapital ini dapat dipergunakan untuk meningkatkan kapasitas produksi sehingga akan meningkatkan produktivitas. Produktivitas yang mengalami peningkatan akan menghasilkan output lebih besar untuk memenuhi kebutuhan sektor rumah tangga. Jika ada output yang masih tersedia dalam pemenuhan kebutuhan rumah tangga, maka suatu negara akan cenderung melakukan ekspor akan output tersebut. Jadi, tabungan akan mempengaruhi perdagangan internasional di mana sektor ekspor yang berperan.

Investasi (I)

Invesatasi merupakan tambahan kapital dari kapital sebelumnya yang dipergunakan untuk mempercepat proses pertumbuhan ekonomi. Secara makro, investasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

  1. Bunga

Semakin tinggi tingkat suku bunga, maka akan semakin rendah investasi. Dalam hal ini, maka tingkat suku bunga berhubungan negatif dengan investasi.

  1. Ramalan Keuntungan Masa Depan

Semakin besar ramalan mengenai keuntungan yang akan diperoleh, semakin tinggi tinggi investasi. Dalam hal ini, maka ramalan keuntungan masa depan berhubungan positif dengan investasi.

  1. Ramalan Ekonomi Masa Depan

Semakin besar ramalan mengenai pertumbuhan ekonomi, maka akan semakin tinggi investasi.

  1. Teknologi

Semakin maju teknologi akan mengakibatkan produktivitas semakin efektif dan efisien. Dari hal tersebut, maka akan meningkatkan investasi. Jadi, semakin besar kemajuan teknologi, maka akan semakin tinggi investasi.

  1. Keuntungan Perusahaan

Semakin tinggi tingkat keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan, maka akan semakin tinggi investasi.

Secara matematis,

Y=C+I………..1)

Y=C+S……….2)

Dari persamaan 1) dan 2), maka

Y=Y

C+S=C+I

S=I

Jadi, dapat kita ambil kesimpulan bahwa besarnya investasi sama dengan besarnya tabungan.

Investasi juga dapat meningkatkan akumulasi kapital untuk peningkatan produktivitas. Tambahan akumulasi kapital dari investasi ini dapat dipergunakan untuk memperbesar skala pabrik untuk peningkatan output yang dihasilkan. Sama halnya dengan peran tabungan, peran investasi ini secara tidak langsung akan mempengaruhi perdagangan internasional. Jika investasi mengalami penurunan, maka akan cenderung akan melakukan impor. Hal ini terjadi karena kurangnya kapital untuk menghasilkan output di mana jumlah output tersebut tidak seimbang dengan kebutuhan rumah tangga. Jika investasi mengalami kenaikan, maka akan cenderung melakukan ekspor.

Sabtu, 25 April 2009

marketing

PEMASARAN (MARKETING)

Written by Dian Herlambang Putra

(Gitosudarmo, Indriyo. 1992. Bisnis Pengantar. Yogyakarta: BPFE)

Pemasaran merupakan semua kegiatan yang menyangkut perencanaan dan pengendalian terhadap aliran barang dari produsen ke konsumen (pandangan mikro). Pemasaran, dalam hal ini, merupakan suatu fungsi perusahaan yang selalu berusaha untuk menjawab semua tantangan perubahan lingkungan. Pemasaran juga dapat diartikan sebagai usaha yang menciptakan dan menjembatani penyaluran dan peningkatan taraf hidup (pandangan makro).

Manajemen Pemasaran

Manajemen pemasaran merupakan suatu proses yang mencakup seluruh kegiatan perencanaan dan pengendalian terhadap aliran barang dari produsen ke konsumen dengan tujuan agar masyarakat mengetahui akan produk yang ditawarkan. Jabatan ini dipegang oleh seorang manajer pemasaran. Adapun tugas-tugas dari manajer pemasaran ini adalah:

  1. Perencanaan terhadap kegiatan pemasaran
  2. Menggiatkan pelaksanaan kegiatan pemasaran
  3. Pengendalian kegiatan pemasaran

Langkah awal dari seorang manajer pemasaran dalam memasarkan suatu produk adalah bagaimana caranya untuk mendapatkan pasar yang memiliki potensi tinggi. Tingkat potensi pasar akan mempengaruhi kesuksesan pemasaran. Semakin tinggi tingkat potensi pasar, semakin tinggi pula kesuksesan pemasaran yang didapatkan.

Setelah potensi pasar telah diketahui dan telah dipilih yang memiliki potensi yang terbesar, langkah selanjutnya adalah menentukan sasaran pasar yang mengacu sekelompok orang tertentu yang memiliki sifat-sifat serupa (sama). Untuk menentukan sasaran pasar yang akan kita putuskan, terlebih dahulu kita melakukan segmentasi pasar. Kita tahu bahwa pasar memiliki sifat yang heterogen, oleh karena itu kita harus mengelompokannya ke masing-masing kelompok yang memiliki tingkat kesamaan yang serupa. Setelah segmentasi pasar telah dilakukan dan sasaran pasar telah ditetapkan, pengusaha dapat memberikan perlakuan, penyajian, penyampaian/pelayanan yang berbeda terhadap masing-masing segmen (Differentiated Marketing). Apabila pengusaha tidak melakukan segmentasi pasar, maka pengusaha tersebut mempelakukan tiap segmen yang berada di dalam pasar tersebut sama rata (Undifferentiated Marketing).

Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Bauran pemasaran merupakan bentuk-bentuk tindakan konkrit dalam suatu proses pemasaran untuk mempengaruhi konsumen/masyarakat. Tindakan-tindakan konkrit tersebut, antara lain:

  1. Produk (Product)
  2. Harga (Price)
  3. Distribusi dan Penempatan Produk (Place)
  4. Promosi (Promotion)

Strategi Produk

Strategi produk merupakan seperangkat langkah nyata dalam suatu proses pemasaran dengan mempertimbangkan aspek produk yang diproduksi.Agar strategi produk dapat efektif, maka kita harus mempelajari beberapa hal mengenai strategi ini, yaitu:

  1. Konsep Produk
  2. Siklus Kehidupan Produk
  3. Jenis Produk

Strategi Harga

Pengusaha perlu mempertimbangkan aspek harga karena tingkat harga suatu produk ini sangat mempengaruhi proses pemasaran tersendiri. Harga yang relatif tinggi tidak dapat dijangkau oleh konsumen sehingga akan mengurangi minat konsumen untuk mendapatkan barang tersebut. Oleh karena itu, penentuan harga jual perlu dipikirkan dan dalam hal ini terdapat beberapa dasar penetapan harga yaitu:

  1. Biaya
  2. Konsumen
  3. Persaingan

Strategi Promosi

Promosi merupakan kegiatan dalam proses pemasaran yang ditujukan untuk mempengaruhi konsumen agar para konsumen menjadi kenal akan produk yang ditawarkan dan kemudian dapat membelinya. Adapun alat-alat yang dapat digunakan dalam promosi ini antara lain:

  1. Advertensi
  2. Promosi Penjualan (Sales Promotion)
  3. Personal Selling
  4. Publisitas (Publication)

Keempat bentuk promosi ini haruslah dikombinasikan sedemikian rupa agar dapat mencipatakan efektivitas pemasaran. Kombinasi dari keempat bentuk promosi tersebut sering disebut Promotional Mix.

Strategi Saluran Distribusi

Seorang pengusaha haruslah menyebarkan barang-barangnya ke tempat konsumen berada. Hal ini merupakan tugas untuk mendistribusikan barangnya kepada konsumen. Oleh karena itu, seorang pengusaha dapat menggunakan berbagai bentuk saluran distribusi, antara lain:

  1. Saluran Distribusi Langsung
  2. Saluran Disstribusi Tidak Langsung

second opinion

PEMBANGUNAN EKONOMI (ECONOMICS DEVELOPMENT)

Part II

By Dian Herlambang Putra

Ekonomi pembangunan merupakan cabang dari ilmu ekonomi yang membahas tentang masalah-masalah yang dihadapi oleh berbagai negara yang berkembang dan pemecahaannya dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat di negara tersebut. Dari hal ini, muncul berbagai teori tentang ekonomi pembangunan yang dicetuskan oleh para ahli ekonomi dalam rangka menciptakan pembangunan ekonomi. Teori-teori tersebut dapat dibagi menjadi tiga skala besar, antara lain:

  1. Teori Klasik
  2. Teori Neo-Klasik
  3. Teori Modern

Teori Klasik

Adam Smith

Adam Smith menekankan bahwa dalam pembangunan ekonomi, faktor tenaga kerja sangat memegang peranan yang penting. Menurutnya, semakin besar jumlah penduduk, semakin besar pula kesuksesan pembangunan ekonomi yang dilakukan. Dalam hal ini, jumlah penduduk yang bertambah besar akan menciptakan pembagian kerja dan spesialisasi di bidang tertentu dan diharapkan akan menciptakan perluasan pasar. Perluasan pasar akan menciptakan peningkatan permintaan akan sebuah barang sehingga akan berdampak terhadap peningkatan pertumbuhan perekonomian. Jadi secara garis besar, Adam Smith menekankan bahwa semakin besar jumlah penduduk, semakin besar pula potensi pembangunan ekonomi yang dilakukan.

David Ricardo

David Ricardo membagi tiga golongan dalam perekonomian, yaitu:

  1. Golongan Kapitalis
  2. Golongan Buruh
  3. Golongan Tuan Tanah (penyedia lahan)

David Ricardo sependapat mengenai teori yang dicetuskan oleh Adam Smith. Namun, dalam hal ini, Ricardo menambahkan aspek yang penting yaitu “The Law of Deminishing Return” atau “hukum yang selalu berkurang”. Semakin besar jumlah penduduk (dalam segi konsep) memang akan menciptakan keberhasilan pembangunan ekonomi, tetapi dalam konsep “hukum yang selalu berkurang” semakin besar jumlah penduduk justru akan mengurangi keberhasilan pembangunan ekonomi.

Semakin besar jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan pada mulanya akan menghasilkan output yang semakin banyak sampai batas maksimum. Namun, jika ada penambahan tenaga kerja lagi justru akan menurunkan output yang dihasilkan. Oleh karena itu, untuk menghasilkan hasil yang optimum diperlukan jumlah tenaga kerja yang ideal.

Hal tersebut dapat kita analogikan ke pembangunan ekonomi. Untuk menciptakan keberhasilan pembangunan ekonomi yang maksimum, dibutuhkan jumlah penduduk yang ideal. Untuk mendapatkan jumlah penduduk yang ideal, salah satu cara adalah dengan menekan angka kelahiran. Hal tersebut dapat dilakukan dengan program KB atau dengan regulasi pemerintah.

Teori Lewis

Dalam teorinya, Lewis menyatakan adanya dualisme ekonomi. Menurutnya, perekonomian dibagi dua sektor, yakni sektor industri dan tradisional. Ia lebih memfokuskan pembangunan ekonomi dalam jumlah tenaga kerja yang berlebih di sektor tradisional.

Pada sektor tradisional yang memiliki jumlah tenaga kerja yang berlebih, penyerapan tenaga kerja di sektor tradisional yang dilakukan sektor industri tidak akan mengurangi produktivitas sektor tradisional. Penyerapan tenaga kerja diharapkan dapat meningkatkan produktivitas sektor industri sehingga akan tercipta tingkat keuntungan di atas tingkat keuntungan minimum. Dengan adanya hal ini, maka akan terciptanya akumulasi kapital di mana akumulasi sebagai modal untuk memperbesar skala produksi di sektor industri. Jika skala produksi terealisasi, maka penyerapan tenaga kerja di sektor tradisional akan meningkat sehingga akan meningkatkan pula akumulasi kapital di sektor industri. Akumulasi kapital tersebut selanjutnya akan dipergunakan untuk meningkatkan tingkat upah minimum tenaga kerja. Dengan adanya peningkatan tingkat upah minimum inilah, kesejahteraan tenaga kerja meningkat (GDP meningkat) sehingga hal ini akan berdampak positif pada pembangunan ekonomi.

Teori Neo-Klasik

Schumpeter

Schumpeter menyatakan bahwa pembangunan ekonomi sangat dipengaruhi oleh peran para wiraswasta (enterpreneur). Ia menekankan bahwa kreativitas dan inovasi yang dimiliki oleh para wiraswasta dapat memacu pembangunan ekonomi. Dengan adanya suatu kreativitas dan inovasi, diharapkan akan menciptakan barang baru yang berkualitas yang akan meningkatkan profit dan akumulasi kapital. Dengan adanya hal ini, maka akan menciptakan imitasi di mana dalam imitasi ini banyak wiraswasta yang tertarik dan terdorong untuk menciptakan kreativitas dan inovasi akan barang yang lain. Dari adanya imitasi ini, juga akan dihasilkan peningkatan profit dan akumulasi kapital. Dari adanya akumulasi kapital ini, diharapkan akan menciptakan perbaikan teknologi yang akan meningkatkan produktivitas.

Teori Modern

Rostow

Dalam teorinya, Rostow menyatakan bahwa terdapat lima tahapan dalam proses pembangunan ekonomi. Kelima tahapan tersebut antara lain:

  1. Masyarakat Tradisional

Dalam tahapan ini, masih terdapat faktor-faktor produksi yang terbatas karena tidak adanya cara/teknik untuk mengolah faktor-faktor produksi tersebut. Namun, dalam tahapan ini masih terdapat perubahan ekonomi yang gradual.

  1. Masyarakat Prasyarat Lepas Landas

Dalam tahapan ini, terdapat suatu usaha untuk menciptakan cara/teknik untuk mengolah faktor-faktor produksi terrsebut yakni dangan adanya suatu proses pendidikan.

  1. Masyarakat Lepas Landas

Dalam tahapan ini, telah diciptakannya cara/teknik (teknologi) untuk mengolah faktor-faktor produksi.

  1. Masyarakat Menuju Kedewasaan

Dalam tahapan ini, terdapat suatu pemikiran mengenai penggunaan teknologi secara efektif dan efisien. Pemikiran tersebut menekankan bagaiman penggunaan teknologi dapat tepat guna dan berdaya guna.

  1. Masyarakat yang Dewasa

Dalam tahapan yang terakhir ini, suatu pembangunan ekonomi telah mencapai keberhasilannya. Hal ini dapat ditunjukkan melalui telah terciptanya kesejahteraan masyarakat (peningkatan GDP).

Selasa, 21 April 2009

First Opinion

PEMBANGUNAN EKONOMI (ECONOMICS DEVELOPMENT)

Part I

By Dian Herlambang Putra

Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses peningkatan suatu perekonomian di berbagai sektor yang dilakukan oleh negara-negara yang sedang berkembang dengan tujuan meningkatkan produktivitas, pendapatan riil nasional, dan kesejahteraan masyarakat.

Untuk membangun perekonomian, suatu negara yang sedang berkembang harus memiliki beberapa syarat, antara lain:

  1. Akumulasi Kapital

Akumulasi kapital merupakan tambahan harta atau modal yang berasal dari investasi, sumber daya alam, keuntungan, dll.

  1. Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang penting dalam suatu proses produksi. Tenaga kerja yang digunakan dalam proses pembangunan ekonomi ialah mereka yang mempunyai tingkat pendidikan yang baik serta memiliki tingkat keterampilan atau keahlian yang baik pula. Tenaga kerja yang memilikil beberapa kriteria di atas dimaksudkan agar dapat menciptakan efektivitas dan efisiensi dalam produktivitas.

  1. Teknologi

Tekniligi merupakan aspek penting dalam pembangunan ekonomi dan produktivitas khususnya. Teknologi tersebut diciptakan oleh tenaga-tenaga yang terdidik untuk menciptakan efektivitas dan efisiensi dalam produktivitas. Teknologi sebaiknya selalu di up grade karena adanya kompleksitas dari masalah-masalah atau penghambat-penghambat dalam proses produktivitas.

Jika suatu negara yang sedang berkembang telah memiliki syarat-syarat utama tersebut, maka negara tersebut telah siap untuk membangun perekonomiaanya.

Tipe-tipe dari pembangunan ekonomi tersebut juga bermacam-macam. Tipe-tipe tersebut antara lain:

  1. Pembangunan Ekonomi Spontan

Pembangunan ekonomi ini terjadi secara tidak langsung dalm suatu negara di mana memerlukan proses secara gradual untuk mencapai perumbuhan ekonomi yang signifikan. Sistem-sistem yang ada dalam tipe ini terjadi secara tidak langsung di mana sistem-sistem tersebut tercipta melalui interaksi-inteaksi ekonomi antarpersonal di suatu negara.

  1. Pembangunan Ekonomi Didorong

Pembangunan ekonomi ini terjadi karena ada dorongan dari para pemimpin/penguasa. Para pemimpin/penguasa tersebut mengeluarkan kebijakan-kebijakan ekonomi yang berguna untuk mendorong perekonomian negara mereka. Dalam tipe ini, bisa dikatakan bahwa pemerintah turut ikut campur dalam rangka pembangunan ekonomi namun tidak secara absolut.

  1. Pembanguna Ekonomi Dipaksakan

Pembangunan ekonomi ini terjadi karena ada paksaan dari para pemimpin/penguasa. Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan harus dipatuhi dan dijalankan oleh pelaku perekonomian (masyarakat). Pemerintah berperan absolut dalam proses pembangunan ekonomi (sentralistis).