Sabtu, 25 April 2009

second opinion

PEMBANGUNAN EKONOMI (ECONOMICS DEVELOPMENT)

Part II

By Dian Herlambang Putra

Ekonomi pembangunan merupakan cabang dari ilmu ekonomi yang membahas tentang masalah-masalah yang dihadapi oleh berbagai negara yang berkembang dan pemecahaannya dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat di negara tersebut. Dari hal ini, muncul berbagai teori tentang ekonomi pembangunan yang dicetuskan oleh para ahli ekonomi dalam rangka menciptakan pembangunan ekonomi. Teori-teori tersebut dapat dibagi menjadi tiga skala besar, antara lain:

  1. Teori Klasik
  2. Teori Neo-Klasik
  3. Teori Modern

Teori Klasik

Adam Smith

Adam Smith menekankan bahwa dalam pembangunan ekonomi, faktor tenaga kerja sangat memegang peranan yang penting. Menurutnya, semakin besar jumlah penduduk, semakin besar pula kesuksesan pembangunan ekonomi yang dilakukan. Dalam hal ini, jumlah penduduk yang bertambah besar akan menciptakan pembagian kerja dan spesialisasi di bidang tertentu dan diharapkan akan menciptakan perluasan pasar. Perluasan pasar akan menciptakan peningkatan permintaan akan sebuah barang sehingga akan berdampak terhadap peningkatan pertumbuhan perekonomian. Jadi secara garis besar, Adam Smith menekankan bahwa semakin besar jumlah penduduk, semakin besar pula potensi pembangunan ekonomi yang dilakukan.

David Ricardo

David Ricardo membagi tiga golongan dalam perekonomian, yaitu:

  1. Golongan Kapitalis
  2. Golongan Buruh
  3. Golongan Tuan Tanah (penyedia lahan)

David Ricardo sependapat mengenai teori yang dicetuskan oleh Adam Smith. Namun, dalam hal ini, Ricardo menambahkan aspek yang penting yaitu “The Law of Deminishing Return” atau “hukum yang selalu berkurang”. Semakin besar jumlah penduduk (dalam segi konsep) memang akan menciptakan keberhasilan pembangunan ekonomi, tetapi dalam konsep “hukum yang selalu berkurang” semakin besar jumlah penduduk justru akan mengurangi keberhasilan pembangunan ekonomi.

Semakin besar jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan pada mulanya akan menghasilkan output yang semakin banyak sampai batas maksimum. Namun, jika ada penambahan tenaga kerja lagi justru akan menurunkan output yang dihasilkan. Oleh karena itu, untuk menghasilkan hasil yang optimum diperlukan jumlah tenaga kerja yang ideal.

Hal tersebut dapat kita analogikan ke pembangunan ekonomi. Untuk menciptakan keberhasilan pembangunan ekonomi yang maksimum, dibutuhkan jumlah penduduk yang ideal. Untuk mendapatkan jumlah penduduk yang ideal, salah satu cara adalah dengan menekan angka kelahiran. Hal tersebut dapat dilakukan dengan program KB atau dengan regulasi pemerintah.

Teori Lewis

Dalam teorinya, Lewis menyatakan adanya dualisme ekonomi. Menurutnya, perekonomian dibagi dua sektor, yakni sektor industri dan tradisional. Ia lebih memfokuskan pembangunan ekonomi dalam jumlah tenaga kerja yang berlebih di sektor tradisional.

Pada sektor tradisional yang memiliki jumlah tenaga kerja yang berlebih, penyerapan tenaga kerja di sektor tradisional yang dilakukan sektor industri tidak akan mengurangi produktivitas sektor tradisional. Penyerapan tenaga kerja diharapkan dapat meningkatkan produktivitas sektor industri sehingga akan tercipta tingkat keuntungan di atas tingkat keuntungan minimum. Dengan adanya hal ini, maka akan terciptanya akumulasi kapital di mana akumulasi sebagai modal untuk memperbesar skala produksi di sektor industri. Jika skala produksi terealisasi, maka penyerapan tenaga kerja di sektor tradisional akan meningkat sehingga akan meningkatkan pula akumulasi kapital di sektor industri. Akumulasi kapital tersebut selanjutnya akan dipergunakan untuk meningkatkan tingkat upah minimum tenaga kerja. Dengan adanya peningkatan tingkat upah minimum inilah, kesejahteraan tenaga kerja meningkat (GDP meningkat) sehingga hal ini akan berdampak positif pada pembangunan ekonomi.

Teori Neo-Klasik

Schumpeter

Schumpeter menyatakan bahwa pembangunan ekonomi sangat dipengaruhi oleh peran para wiraswasta (enterpreneur). Ia menekankan bahwa kreativitas dan inovasi yang dimiliki oleh para wiraswasta dapat memacu pembangunan ekonomi. Dengan adanya suatu kreativitas dan inovasi, diharapkan akan menciptakan barang baru yang berkualitas yang akan meningkatkan profit dan akumulasi kapital. Dengan adanya hal ini, maka akan menciptakan imitasi di mana dalam imitasi ini banyak wiraswasta yang tertarik dan terdorong untuk menciptakan kreativitas dan inovasi akan barang yang lain. Dari adanya imitasi ini, juga akan dihasilkan peningkatan profit dan akumulasi kapital. Dari adanya akumulasi kapital ini, diharapkan akan menciptakan perbaikan teknologi yang akan meningkatkan produktivitas.

Teori Modern

Rostow

Dalam teorinya, Rostow menyatakan bahwa terdapat lima tahapan dalam proses pembangunan ekonomi. Kelima tahapan tersebut antara lain:

  1. Masyarakat Tradisional

Dalam tahapan ini, masih terdapat faktor-faktor produksi yang terbatas karena tidak adanya cara/teknik untuk mengolah faktor-faktor produksi tersebut. Namun, dalam tahapan ini masih terdapat perubahan ekonomi yang gradual.

  1. Masyarakat Prasyarat Lepas Landas

Dalam tahapan ini, terdapat suatu usaha untuk menciptakan cara/teknik untuk mengolah faktor-faktor produksi terrsebut yakni dangan adanya suatu proses pendidikan.

  1. Masyarakat Lepas Landas

Dalam tahapan ini, telah diciptakannya cara/teknik (teknologi) untuk mengolah faktor-faktor produksi.

  1. Masyarakat Menuju Kedewasaan

Dalam tahapan ini, terdapat suatu pemikiran mengenai penggunaan teknologi secara efektif dan efisien. Pemikiran tersebut menekankan bagaiman penggunaan teknologi dapat tepat guna dan berdaya guna.

  1. Masyarakat yang Dewasa

Dalam tahapan yang terakhir ini, suatu pembangunan ekonomi telah mencapai keberhasilannya. Hal ini dapat ditunjukkan melalui telah terciptanya kesejahteraan masyarakat (peningkatan GDP).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar